Pada Tulisan ini kita akan mempelajari tentang pelaksanaan otonomi daerah, yang meliputi [Pengertian] otonomi daerah & pentingnya partisipasi masyarakat dalam Perumusan kebijakan publik. Dengan demikian setelah mencermati uraian beserta contoh & ilustrasi yang ada pada bagian ini, diharapkan kita memiliki pengetahuan, sikap & keterampilan kewarganegaraan yang mempunyai kemampuan menjelaskan hakikat Otonomi Daerah, menguraikan tujuan Otonomi Daerah , menjelaskan prinsip-prinsip pelaksanaan Otonomi Daerah, & menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah.
Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta para
menteri. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah. DPRD adalah Badan legislatif daerah Desentralisasi adalah penyerahan wewenang
pemerintah oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah.
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah & desa serta dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana, prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya & mempertanggung jawabkannya kepada yang menugaskan. Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur & mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur & mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah Administrasi adalah wilayah kerja Gubernur selaku wakil pemerintah.
Instansi Vertikal adalah perangkat departemen dan/atau lembaga pemerintah non departemen
di daerah. Pejabat yang berwenang adalah pejabat pemerintah di tingkat pusat dan/atau pejabat pemerintah di daerah propinsi yang berwenang membina & mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah kabupaten & daerah kota. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur & mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul & adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem
Pemerintahan Nasional & berada di daerah kabupaten. Desentralisasi adalah transfer (perpindahan) kewenangan & tanggungjawab fungsi-fungsi publik. Transfer ini dilakukan dari pemerintah pusat ke pihak lain, baik kepada daerah bawahan, organisasi pemerintah yang semi bebas ataupun kepada sektor swasta.
Selanjutnya desentralisasi dibagi menjadi empat tipe, yaitu :
Pelaksanaan otonomi daerah, juga sebagai penerapan (implementasi) tuntutan globalisasi yang sudah seharusnya lebih memberdayakan daerah dengan cara diberikan kewenangan yang lebih luas, lebih nyata & bertanggung jawab. Terutama dalam mengatur, memanfaatkan & menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masing-masing.
Desentralisasi merupakan simbol atau tanda adanya kepercayaan pemerintah pusat kepada daerah. yang akan mengembalikan harga diri pemerintah & masyarakat daerah. Diberlakukannya UU No. 32 & UU No. 33 tahun 2004, kewenangan Pemerintah didesentralisasikan ke daerah, ini mengandung makna, pemerintah pusat tidak lagi mengurus kepentingan rumah tangga daerahdaerah.
Kewenangan mengurus, & mengatur rumah tangga daerah diserahkan kepada masyarakat di daerah. Pemerintah pusat hanya berperan sebagai supervisor, pemantau, pengawas & penilai. Visi otonomi daerah dapat dirumuskan dalam tiga ruang lingkup utama, yaitu - Politik, Ekonomi serta Sosial & Budaya.
Di bidang politik, pelaksanaan otonomi harus dipahami sebagai proses untuk membuka ruang bagi lahirnya kepala pemerintahan daerah yang dipilih secara demokratis, memungkinkan berlangsungnya penyelenggaraan pemerintahan yang responsif terhadap kepentingan masyarakat luas, & memelihara suatu mekanisme pengambilan keputusan yang taat pada asas pertanggungjawaban publik.
Gejala yang muncul dewasa ini partisipasi masyarkat begitu besar dalam pemilihan Kepala Daerah, baik propinsi, kabupaten maupun kota. Hal ini bisa dibuktikan dari membanjirnya calon-calon Kepala Daerah dalam setiap pemilihan Kepala Daerah baik di tingkat propinsi maupun kabupaten atau kota.
Di bidang ekonomi, otonomi daerah di satu pihak harus menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah, & di pihak lain terbukanya peluang bagi pemerintah daerah mengembangkan kebijakan regional & lokal untuk mengoptimalkan pendayagunaan potensi ekonomi di daerahnya.
Dalam konteks ini, otonomi daerah akan memungkinkan lahirnya berbagai prakarsa
pemerintah daerah untuk menawarkan fasilitas investasi, memudahkan proses perizinan usaha, & membangun berbagai infrastruktur yang menunjang perputaran ekonomi di daerahnya. Dengan demikian otonomi daerah akan membawa masyarakat ke tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dari waktu ke waktu.
Di bidang sosial budaya, otonomi daerah harus dikelola sebaik mungkin demi menciptakan harmoni sosial, & pada saat yang sama, juga memelihara nilainilai lokal yang dipandang kondusif terhadap kemampuan masyarakat dalam merespon dinamika kehidupan di sekitarnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwa konsep otonomi daerah mengandung makna :
Pada saat yang sama pemerintah pusat diharapkan lebih mampu berkonsentrasi pada Perumusan kebijakan makro (luas atau yang bersifat umum & mendasar) nasional yang bersifat strategis. Di lain pihak, dengan desentralisasi daerah akan mengalami proses pemberdayaan yang optimal. Kemampuan prakarsa dan
kreativitas pemerintah daerah akan terpacu, sehingga kemampuannya dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi di daerah akan semakin kuat.
Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah sebagai berikut:
Republik Indonesia tahun 1945. Dari bagan di atas dapat kita sarikan sebagai berikut.
Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah & DPRD
menurut asas otonomi & tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem & prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintah daerah adalah Gubernur (untuk provinsi), Bupati (untuk kabupaten), Walikota (untuk Kota) & perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, & kewajiban daerah otonom untuk mengatur & mengurus sendiri urusan pemerintahan & kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur & mengurus urusan pemerintahan & kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Adapun prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut :
Dalam UUD Negara Indonesia tahun 1945 ditegaskan, bahwa hubungan wewenang antara pemerintah pusat & pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, & kota, atau antara provinsi & kabupaten & kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan & keragaman daerah [Pasal 18 A (1)].
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam & sumber daya lainnya antara pemerintah pusat & pemerintahan daerah diatur & dilaksanakan secara adil & selaras berdasarkan undang-undang [Pasal 18 A (2)].
Berdasarkan kedua ayat tersebut dapat dijelaskan, bahwa:
2. Urusan pemerintahan propinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada
dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi kekhasan, & potensi unggulan daerah yang bersangkutan Kewenangan kabupaten/kota diatur dalam pasal 14 yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Daerah. Pemerintah Daerah terdiri atas Kepala Daerah beserta perangkat daerah lainnya. DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila.
DPRD sebagai Badan Legislatif Daerah berkedudukan sejajar & menjadi mitra dari Pemerintah Daerah. Pasal 40 UU Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 menyatakan, bahwa DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah & berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sementara itu pasal 41 menyatakan, bahwa DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran, & pengawasan.
Bagaimana cara pemilihan anggota DPRD? dalam pasal 18 ayat (3) UUD 1945 ditegaskan, bahwa ”pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, & kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggotaanggotanya dipilih melalui pemilihan umum”. Pemilihan umum untuk memilih anggota DPRD waktu pelaksanaannya bersamaan dengan pemilihan umum untuk anggota DPR & DPD.
32 Tahun 2004 adalah sebagai berikut:
hak-hak sebagaimana diatur dalam Pasal 44 UU Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004, yaitu mengajukan
rancangan Peraturan Daerah; mengajukan pertanyaan; menyampaikan usul & pendapat; memilih & dipilih; membela diri; imunitas; protokoler & keuangan serta administratif.
kota dipimpin oleh Bupati/Walikota. Gubernur/Bupati/Walikota yang biasa disebut Kepala Daerah
memiliki kedudukan yang sederajat & seimbang dengan DPRD masing-masing daerah.
Kepala Daerah & DPRD memiliki tugas/wewenang & mekanisme pemilihan yang berbeda. Kepala Daerah memiliki tugas & wewenang sebagai berikut:
Sebagai Kepala Daerah, Gubernur bertanggung jawab kepada DPRD, sebagai Wakil Pemerintah, Gubernur berada di bawah & bertanggung jawab kepada Presiden. Kepala Daerah Kabupaten disebut Bupati, sedangkan Daerah Kota disebut Walikota yang dalam menjalankan tugas & wewenangnya selaku Kepala Daerah bertanggung jawab kepada DPRD Kabupaten/Kota.
Sebagai alat Pemerintah Pusat, Gubernur melaksanakan tugas-tugas antara lain.
Dana Perimbangan terdiri atas bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi & Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah & Bangunan, & Penerimaan dari sumber daya alam; Dana Alokasi Umum (DAU) & Dana Alokasi Khusus (DAK).
Penerimaan Negara dari Pajak Bumi & Bangunan dibagi dengan imbangan 10% untuk Pemerintah Pusat & 90% untuk Daerah. Penerimaan Negara dari Bea Perolehan Hak atas tanah & Bangunan dibagi dengan imbangan 20% untuk Pemerintah Pusat & 80% untuk Daerah.
Sebesar 10% dari penerimaan PBB & 20% dari penerimaan Bea Perolehan hak atas tanah & bangunan dibagikan kepada seluruh kabupaten & kota. Penerimaan Negara dari sumber daya alam sektor kehutanan, sektor pertambangan umum & sektor perikanan dibagi dengan imbangan 20% untuk pemerintah pusat & 80% untuk Daerah.
Sedangkan penerimaan negara dari pertambangan minyak setelah dikurangi pajak dibagi dengan imbangan 85% untuk pemerintah pusat & 15% untuk pemerintah daerah. Sementara itu penerimaan negara dari sektor gas alam setelah dikurangi pajak dibagikan dengan imbangan 70% untuk Pemerintah Pusat & 30% untuk Daerah.
Baca Juga - Peran Serta dalam Usaha Pembelaan Negara
Otonomi Daerah
1. Hakikat Otonomi Daerah
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik yang dalam pelaksanaan pemerintahannya dibagi atas daerah-daerah propinsi & daerah propinsi dibagi atas kabupaten & kota, yang tiap-tiap propinsi, kabupatan & kota mempunyai pemerintahan daerah untuk mengatur & mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi & tugas pembantuan. Pemerintah daerah berhak menetapkan Peraturan Daerah & peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi daerah & tugas pembantuan.Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta para
menteri. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah. DPRD adalah Badan legislatif daerah Desentralisasi adalah penyerahan wewenang
pemerintah oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah.
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah & desa serta dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana, prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya & mempertanggung jawabkannya kepada yang menugaskan. Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur & mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur & mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah Administrasi adalah wilayah kerja Gubernur selaku wakil pemerintah.
Instansi Vertikal adalah perangkat departemen dan/atau lembaga pemerintah non departemen
di daerah. Pejabat yang berwenang adalah pejabat pemerintah di tingkat pusat dan/atau pejabat pemerintah di daerah propinsi yang berwenang membina & mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah kabupaten & daerah kota. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur & mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul & adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem
Pemerintahan Nasional & berada di daerah kabupaten. Desentralisasi adalah transfer (perpindahan) kewenangan & tanggungjawab fungsi-fungsi publik. Transfer ini dilakukan dari pemerintah pusat ke pihak lain, baik kepada daerah bawahan, organisasi pemerintah yang semi bebas ataupun kepada sektor swasta.
Selanjutnya desentralisasi dibagi menjadi empat tipe, yaitu :
- Desentralisasi politik, yang bertujuan menyalurkan semangat demokrasi secara positif di masyarakat
- Desentralisasi administrasi, yang memiliki tiga bentuk utama, yaitu - dekonsentrasi, delegasi & devolusi, bertujuan agar penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan secara efektif & efi sien
- Desentralisasi fi skal, bertujuan memberikan kesempatan kepada daerah untuk menggali berbagai sumber dana
- Desentralisasi ekonomi atau pasar, bertujuan untuk lebih memberikan tanggungjawab yang berkaitan sektor publik ke sektor privat.
Pelaksanaan otonomi daerah, juga sebagai penerapan (implementasi) tuntutan globalisasi yang sudah seharusnya lebih memberdayakan daerah dengan cara diberikan kewenangan yang lebih luas, lebih nyata & bertanggung jawab. Terutama dalam mengatur, memanfaatkan & menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masing-masing.
Desentralisasi merupakan simbol atau tanda adanya kepercayaan pemerintah pusat kepada daerah. yang akan mengembalikan harga diri pemerintah & masyarakat daerah. Diberlakukannya UU No. 32 & UU No. 33 tahun 2004, kewenangan Pemerintah didesentralisasikan ke daerah, ini mengandung makna, pemerintah pusat tidak lagi mengurus kepentingan rumah tangga daerahdaerah.
Kewenangan mengurus, & mengatur rumah tangga daerah diserahkan kepada masyarakat di daerah. Pemerintah pusat hanya berperan sebagai supervisor, pemantau, pengawas & penilai. Visi otonomi daerah dapat dirumuskan dalam tiga ruang lingkup utama, yaitu - Politik, Ekonomi serta Sosial & Budaya.
Di bidang politik, pelaksanaan otonomi harus dipahami sebagai proses untuk membuka ruang bagi lahirnya kepala pemerintahan daerah yang dipilih secara demokratis, memungkinkan berlangsungnya penyelenggaraan pemerintahan yang responsif terhadap kepentingan masyarakat luas, & memelihara suatu mekanisme pengambilan keputusan yang taat pada asas pertanggungjawaban publik.
Gejala yang muncul dewasa ini partisipasi masyarkat begitu besar dalam pemilihan Kepala Daerah, baik propinsi, kabupaten maupun kota. Hal ini bisa dibuktikan dari membanjirnya calon-calon Kepala Daerah dalam setiap pemilihan Kepala Daerah baik di tingkat propinsi maupun kabupaten atau kota.
Di bidang ekonomi, otonomi daerah di satu pihak harus menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah, & di pihak lain terbukanya peluang bagi pemerintah daerah mengembangkan kebijakan regional & lokal untuk mengoptimalkan pendayagunaan potensi ekonomi di daerahnya.
Dalam konteks ini, otonomi daerah akan memungkinkan lahirnya berbagai prakarsa
pemerintah daerah untuk menawarkan fasilitas investasi, memudahkan proses perizinan usaha, & membangun berbagai infrastruktur yang menunjang perputaran ekonomi di daerahnya. Dengan demikian otonomi daerah akan membawa masyarakat ke tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dari waktu ke waktu.
Di bidang sosial budaya, otonomi daerah harus dikelola sebaik mungkin demi menciptakan harmoni sosial, & pada saat yang sama, juga memelihara nilainilai lokal yang dipandang kondusif terhadap kemampuan masyarakat dalam merespon dinamika kehidupan di sekitarnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwa konsep otonomi daerah mengandung makna :
- Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan pemerintahan dalam hubungan domestik kepada daerah, kecuali untuk bidang keuangan & moneter, politik luar negeri, peradilan, pertahanan, keagamaan, serta beberapa kebijakan pemerintah pusat yang bersifat strategis nasional.
- Penguatan peran DPRD dalam pemilihan & penetapan kepala daerah; menilai keberhasilan atau kegagalan kepemimpinan kepala daerah.
- Pembangunan tradisi politik yang lebih sesuai dengan kultur (budaya) setempat demi menjamin tampilnya kepemimpinan pemerintahan yang berkualifi kasi tinggi dengan tingkat akseptabilitas (kepercayaan) yang tinggi.
- Peningkatan efektifi tas fungsi-fungsi pelayanan eksekutif melalui pembenahan organisasi & institusi yang dimiliki agar lebih sesuai dengan ruang lingkup kewenangan yang telah didesentralisasikan.
- Peningkatan efeisiensi administrasi keuangan daerah serta pengaturan yang lebih jelas atas sumber-sumber pendapatan negara.
- Perwujudan desentralisasi fi skal melalui pembesaran alokasi subsidi pusat yang bersifat block grant.
- Pembinaan & pemberdayaan lembaga-lembaga & nilai-nilai lokal yang bersifat kondusif terhadap upaya memelihara harmoni sosial.
2. Tujuan Otonomi Daerah
Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah antara lain adalah membebaskan pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak perlu dalam menangani urusan daerah. Dengan demikian pusat berkesempatan mempelajari, memahami, merespon berbagai kecenderungan global & mengambil manfaat daripadanya.Pada saat yang sama pemerintah pusat diharapkan lebih mampu berkonsentrasi pada Perumusan kebijakan makro (luas atau yang bersifat umum & mendasar) nasional yang bersifat strategis. Di lain pihak, dengan desentralisasi daerah akan mengalami proses pemberdayaan yang optimal. Kemampuan prakarsa dan
kreativitas pemerintah daerah akan terpacu, sehingga kemampuannya dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi di daerah akan semakin kuat.
Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah sebagai berikut:
- Peningkatan pelayanan & kesejahteraan masyarakat yang semakin baik.
- Pengembangan kehidupan demokrasi.
- Keadilan.
- Pemerataan.
- Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat & Daerah serta antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI.
- Mendorong untuk memberdayakan masyarakat.
- Menumbuhkan prakarsa & kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan peran & fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
3. Asas-asas & Prinsip-Prinsip Pemerintahan Daerah
Bagan tersebut merupakan aturan tentang pemerintahan daerah yang dimuat pada pasal 18 UUD NegaraRepublik Indonesia tahun 1945. Dari bagan di atas dapat kita sarikan sebagai berikut.
- Adanya pembagian daerah otonom yang bersifat berjenjang, Provinsi & Kabupaten/ Kota;
- Daerah otonom mengatur & mengurus urusan pemerintahan menurut asas otonomi & tugas pembantuan;
- Secara eksplisit tidak disinggung mengenai asas dekonsentrasi;
- Pemerintah daerah otonom memiliki DPRD yang anggota- anggotanya dipilih secara demokratis;
- Kepala daerah dipilih secara demokratis;
- Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya,
Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah & DPRD
menurut asas otonomi & tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem & prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintah daerah adalah Gubernur (untuk provinsi), Bupati (untuk kabupaten), Walikota (untuk Kota) & perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, & kewajiban daerah otonom untuk mengatur & mengurus sendiri urusan pemerintahan & kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur & mengurus urusan pemerintahan & kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Adapun prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut :
- Digunakannya asas desentralisasi, dekonsentrasi, & tugas pembantuan;
- Penyelenggaraan asas desntralisasi secara utuh & bulat yang dilaksanakan di Daerah Kabupaten & Daerah Kota,
- Asas tugas pembantuan yang dapat dilaksanakan di Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten; Daerah Kota, & Desa.
4. Kewenangan Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah
Dalam susunan pemerintahan di negara kita ada Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah Provinsi, & Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota, serta Pemerintahan Desa. Masing-masing pemerintahan tersebut memiliki hubungan yang bersifat hierakhis.Dalam UUD Negara Indonesia tahun 1945 ditegaskan, bahwa hubungan wewenang antara pemerintah pusat & pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, & kota, atau antara provinsi & kabupaten & kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan & keragaman daerah [Pasal 18 A (1)].
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam & sumber daya lainnya antara pemerintah pusat & pemerintahan daerah diatur & dilaksanakan secara adil & selaras berdasarkan undang-undang [Pasal 18 A (2)].
Berdasarkan kedua ayat tersebut dapat dijelaskan, bahwa:
- Antar susunan pemerintahan memiliki hubungan yang bersifat hierarkhis;
- Pengaturan hubungan pemerintahan tersebut memperhatikan kekhususan & keragaman daerah;
- Pengaturan hubungan sebagaimana disebutkan pasal 18A ayat (1) diatur lebih lanjut dalam UU Republik Indonesia No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
- Antara Pemerintah Pusat & pemerintahan daerah memiliki hubungan keuangan, pelayanan umum, & pemanfaatan sumber daya;
- Pengaturan hubungan sebagaimana disebutkan pasal 18A ayat (2) diatur lebih lanjut dalam UU Republik Indonesia No.33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat & pemerintahan daerah.
Kewenangan provinsi diatur dalam Pasal 13 UU No. 32 Tahun 2004 dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah propinsi meliputi :- perencanaan & pengendalian pembangunan
- perencanaan, pemanfaatan, & pengwasan tata ruang
- penyelenggaraan ketertiban umum & ketentraman masyarakat
- penyediaan sarana & prasarana umum
- penanganan bidang kesehatan
- penyelenggaraan pendidikan & alokasi sumber daya manusia potensial
- penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota
- pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota
- fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil & menengah termasuk lintas kabupaten/kota
- pengendalian lingkungan hidup
- pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota
- pelayanan kependudukan, & catatan sipil
- pelayanan administrasi umum pemerintahan
- pelayanan administrasi penanaman modal, termasuk lintas kabupaten/kota
- penyelenggraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota, dan
- urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan
2. Urusan pemerintahan propinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada
dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi kekhasan, & potensi unggulan daerah yang bersangkutan Kewenangan kabupaten/kota diatur dalam pasal 14 yang dapat diuraikan sebagai berikut :
- perencanaan & pengendalian pembangunan
- perencanaan, pemanfaatan, & pengwasan tata ruang
- penyelenggaraan ketertiban umum & ketenteraman masyarakat
- penyediaan sarana & prasarana umum
- penanganan bidang kesehatan
- penyelenggaraan pendidikan
- penanggulangan masalah sosial
- pelayanan bidang ketenagakerjaan
- fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil & menengah
- pengendalian lingkungan hidup
- pelayanan pertanahan
- pelayanan kependudukan, & catatan sipil
- pelayanan administrasi umum pemerintahan
- pelayanan administrasi penanaman modal,
- penyelenggraan pelayanan dasar lainnya dan
- urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan
5. Bentuk & Susunan Pemerintah Daerah
Di daerah dibentuk DPRD sebagai badan Legislatif Daerah & Pemerintah Daerah sebagai Badan EksekutifDaerah. Pemerintah Daerah terdiri atas Kepala Daerah beserta perangkat daerah lainnya. DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila.
DPRD sebagai Badan Legislatif Daerah berkedudukan sejajar & menjadi mitra dari Pemerintah Daerah. Pasal 40 UU Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 menyatakan, bahwa DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah & berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sementara itu pasal 41 menyatakan, bahwa DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran, & pengawasan.
Bagaimana cara pemilihan anggota DPRD? dalam pasal 18 ayat (3) UUD 1945 ditegaskan, bahwa ”pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, & kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggotaanggotanya dipilih melalui pemilihan umum”. Pemilihan umum untuk memilih anggota DPRD waktu pelaksanaannya bersamaan dengan pemilihan umum untuk anggota DPR & DPD.
a. Tugas & Wewenang DPRD
Adapun tugas & wewenang DPRD sebagaimana diatur dalam pasal 42 UU Republik Indonesia nomor32 Tahun 2004 adalah sebagai berikut:
- membentuk Peraturan Daerah yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapat persetujuan bersama;
- membahas & menyetujui rancangan Peraturan Daerah tentang APBD bersama dengan Kepala Daerah;
- melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda & peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, & kerjasama internasional di daerah;
- mengusulkan pengangkatan & pemberhentian Gubernur/Wakil kepala daerah/wakil kepala daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD Propinsi & kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi DPR kabupaten/kota;
- memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah;
- memberikan pendapat & pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;
- memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah;
- menerima laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;
- membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah;
- melakukan pengawasan & meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah;
- memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama antar daerah & dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat & daerah.
b. Hak DPRD
Selain itu DPRD juga mempunyai hak-hak sebagaimana diatur dalam Pasal 43 UU Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004, yaitu hak interpelasi, angket & menyatakan pendapat. Pelaksanaan hak angket sebagaimana dimaksud di atas adalah dilakukan setelah diajukan hak interpelasi & mendapat persetujuan dari Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri sekurang-kurangnya ¾ (tiga perempat) dari jumlah anggota DPRD & putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2⁄3 (dua pertiga) dari jumlah anggota DPRD yang hadir. Dalam melaksanakan hak angket dibentuk panitia angket yang terdiri atas semua unsur fraksi DPRD yang bekerja dalam waktu paling lama 60 hari telah menyampaikan hasil kerjanya kepada DPRD.c. Hak Anggota DPRD
Selain DPRD sebagai lembaga yang mempunyai berbagai hak, maka anggota DPRD juga mempunyaihak-hak sebagaimana diatur dalam Pasal 44 UU Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004, yaitu mengajukan
rancangan Peraturan Daerah; mengajukan pertanyaan; menyampaikan usul & pendapat; memilih & dipilih; membela diri; imunitas; protokoler & keuangan serta administratif.
d. Kepala Daerah
Dilihat dari susunannya, pada pemerintahan daerah terdapat dua lembaga yaitu Pemerintah Daerah & DPRD. Pemerintah daerah provinsi dipimpin oleh Gubernur, sedangkan pemerintah daerah kabupaten/kota dipimpin oleh Bupati/Walikota. Gubernur/Bupati/Walikota yang biasa disebut Kepala Daerah
memiliki kedudukan yang sederajat & seimbang dengan DPRD masing-masing daerah.
Kepala Daerah & DPRD memiliki tugas/wewenang & mekanisme pemilihan yang berbeda. Kepala Daerah memiliki tugas & wewenang sebagai berikut:
- memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;
- mengajukan rancangan Peraturan Daerah;
- menetapkan Peraturan daerah yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;
- menyusun & mengajukan rancangan Peraturan daerah tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas & ditetapkan bersama;
- mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;
- mewakili daerahnya di dalam & di luar pengadilan, & dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundangundangan; dan
- melaksanakan tugas & wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sebagai Kepala Daerah, Gubernur bertanggung jawab kepada DPRD, sebagai Wakil Pemerintah, Gubernur berada di bawah & bertanggung jawab kepada Presiden. Kepala Daerah Kabupaten disebut Bupati, sedangkan Daerah Kota disebut Walikota yang dalam menjalankan tugas & wewenangnya selaku Kepala Daerah bertanggung jawab kepada DPRD Kabupaten/Kota.
Sebagai alat Pemerintah Pusat, Gubernur melaksanakan tugas-tugas antara lain.
- Membina ketenteraman & ketertiban di wilayahnya;
- Menyelenggarakan koordinasi kegiatan lintas sektor mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan & pengawasan kegiatan dimaksud
- Membimbing & mengawasi penyelenggaraan pemerintah daerah
- Melaksanakan usaha-usaha pembinaan kesatuan bangsa sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah
- Melaksanakan segala tugas pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepadanya
- Melaksanakan tugas pemerintahan yang tidak termasuk dalam tugas instansi lainnya.
e. Keuangan Daerah
Sumber-sumber keuangan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi adalah - Pendapatan Asli Daerah (PAD); Dana Perimbangan; Pinjaman Daerah ; & lainlain penerimaan yang sah. Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri atas Hasil Pajak Daerah; Hasil Restribusi Daerah; Hasil Perusahaan Milik Daerah & Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah lainnya yang dipisahkan serta lainlain pendapatan daerah yang sah.Dana Perimbangan terdiri atas bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi & Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah & Bangunan, & Penerimaan dari sumber daya alam; Dana Alokasi Umum (DAU) & Dana Alokasi Khusus (DAK).
Penerimaan Negara dari Pajak Bumi & Bangunan dibagi dengan imbangan 10% untuk Pemerintah Pusat & 90% untuk Daerah. Penerimaan Negara dari Bea Perolehan Hak atas tanah & Bangunan dibagi dengan imbangan 20% untuk Pemerintah Pusat & 80% untuk Daerah.
Sebesar 10% dari penerimaan PBB & 20% dari penerimaan Bea Perolehan hak atas tanah & bangunan dibagikan kepada seluruh kabupaten & kota. Penerimaan Negara dari sumber daya alam sektor kehutanan, sektor pertambangan umum & sektor perikanan dibagi dengan imbangan 20% untuk pemerintah pusat & 80% untuk Daerah.
Sedangkan penerimaan negara dari pertambangan minyak setelah dikurangi pajak dibagi dengan imbangan 85% untuk pemerintah pusat & 15% untuk pemerintah daerah. Sementara itu penerimaan negara dari sektor gas alam setelah dikurangi pajak dibagikan dengan imbangan 70% untuk Pemerintah Pusat & 30% untuk Daerah.
Baca Juga - Peran Serta dalam Usaha Pembelaan Negara