MODISTE DAN INDUSTRI BUSANA MARGARIA GRUP

MODISTE DAN INDUSTRI BUSANA MARGARIA GRUP



cara membuat pola jas wanita - PROGRAM PENGEMBANGAN BUDAYA KEWIRAUSAHAAN
DI PERGURUAN TINGGI

ARTIKEL JURNAL INOTEK
MAGANG KEWIRAUSAHAAN



PENINGKATAN USAHA PRODUKSI BUSANA MAHASISWA
PROGRAM STUDI TEKNIK BUSANA MELALUI PROGRAM MAGANG DI “MODISTE DAN INDUSTRI BUSANA MARGARIA GRUP” YOGYAKARTA


Oleh:
Prapti Karomah, M.Pd
Sri Wisdiati, M.Pd
Muniya Alteza M.Si




- pola blazer dian pelangi

LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2008
Peningkatan Usaha Produksi Busana Mahasiswa ProgramStudi PendidikanTeknik Busana Melalui Program Magang di “Modiste dan Industri Busana Margaria Grup” Yogyakarta


Oleh: Prapti Karomah, Sri Wisdiati, Muniya Alteza

Abstract
    This program of the entrepreneurship temporary employment work aims to give practical experiences like knowledge, skills, and motivation appreciation and attitude to the temporary employment student, related to the whole practical performance in the clothing industry. The further and main expectation is that probably there is internalization of values and entrepreneurship soul, which has the strategic meaning to face challenges in occupation after the student graduate.
This temporary employment work entrepreneurship is followed by five student of the clothing Education Department Technical Faculty Yogyakarta State University. The activity/ program involve partnership industry, Margaria Group industry in Yogyakarta. The methods and system used are lecturing and discussion for presenting provision materials and participation practice the location to get a comprehensive direct experience about the process of the clothing industry performance. This temporary work was hold 1,5 month with eight-hour effective work each day.
    The result of this temporary work are: all temporary employee students followed the agenda involving: a) entrepreneurship materials provisioning in the campus, b) direct practice by processing garment c) creating design, making cloth products and working management, and making proposals to new entrepreneurship (business plan). The whole working process and student product get good mark from the consulting lecturer, industry consulting and monitoring team. There for this temporary employment should be improve and be increased by extending relationship nets between the university and related industry.
cara membuat pola kerah blazer
Key words: entrepreneurship temporary, work/employment, clothing working management
A.PENDAHULUAN
1.Latar Belakang Masalah
Sampai saat ini Indonesia masih tergolong dalam jajaran negara yang sedang berkembang. Guna menunjang perkembangan tersebut terdapat beberapa faktor pendukung. Salah satu faktor pendukung terpenting adalah sumber daya manusia yang mempunyai berbagai kemampuan dan ketrampilan yang handal dan mampu bersaing di era global. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia diantaranya dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan bukan sekedar mengajarkan sesuatu tetapi mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dan nyata yaitu memberikan bekal yang lebih bermakna bagi siswa untuk pengembangan dirinya lebih lanjut.
Dalam GBHN dijelaskan bahwa pembangunan ketenagakerjaan dalam rangka menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran serta pengembangan sumber daya manusia diarahkan pada pembentukan tenaga kerja profesional yang mandiri, beretos kerja tinggi dan produktif. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh yang ditujukan untuk peningkatan, pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, produktif, efisien, efektif dan berjiwa wirausaha. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan mampu mengisi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja serta kesempatan berusaha (GBHN, 1993).
Produktivitas dalam dunia usaha salah satunya ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang profesional dan terampil, yang dapat dihasilkan melalui dunia pendidikan baik formal maupun informal.
Bertolak dari hal tersebut di atas, maka Program Studi Teknik Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta patut berbenah diri guna menghasilkan generasi yang siap mengisi dan menciptakan lapangan kerja baru. Sejalan dengan hal ini maka muncul mata kuliah pendorong kearah kewirausahaan khususnya dalam bidang busana, yaitu Teknologi Busana, produksi Busana Wanita, Anak dan Produksi Busana Pria, Produksi Busana Perorangan, Produksi Busana Masal dan Manajemen Usaha Busana. Namun kiranya perkuliahan yang hanya dilaksanakan di Program Studi Teknik Busana tersebut belum cukup mematangkan mereka, maka sangat diperlukan kuliah magang di industri busana, diantaranya adalah Modiste dan Industri Busana Margaria Grup, dimana industri ini  merupakan perusahan besar di Yogyakarta yang membawahi berbagai anak perusahaan, seperti: Garmen, modiste, toko busana, toko asessoris dan lain-lain.
Di perusahaan ini diharapkan mahasiswa mampu menggali ilmu-ilmu perusahaan yang bervariasi tentang berbagai usaha busana, yang menyangkut pengetahuan manajemen usaha busana, proses produksi busana masal, teknik pemasaran produksi dan lainnya mengingat perusahaan tersebut bergerak diberbagai bidang usaha khususnya busana Mengingat kesempatan kerja di sektor formal sudah semakin terbatas, maka hal ini sangat perlu diupayakan dalam pengembangan kemampuan kewirausahaan bagi mahasiswa khususnya dalam bidang produksi busana perorangan maupun masal.
    Pengalaman magang di industri sangat dibutuhkan bagi mahasiswa Agar mahasiswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dunia nyata dalam berwirausaha di bidang busana. Staf pengajar harus selalu bisa mengikuti perkembangan usaha khususnya di bidang busana agar dalam memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiwa selalu dapat mengikuti perkembangan yang ada di lapangan sesuai tuntutan dunia kerja. Lembaga sebagai pencetak tenaga kerja juga harus selalu menjalin kerjasama dengan dunia kerja sehingga dapat mensinergikan program-program di lembaga/UNY khususnya Program Studi Teknik Busana dengan dunia kerja kususnya usaha busana dalam hal Ini adalah Margaria Grup
- pola lengan jas wanita
2.Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan uraian di atas maka kegiatan magang Kewirausahaan bagi mahasiswa Program Studi Tata Busana FT- UNY bertujuan untuk:
1.    Meningkatkan pengetahuan kewirausahaan dibidang produksi busana secara perorangan
2.    Meningkatkan pengetahuan kewirausahaan dibidang produksi busana secara masal
3.    Menambah wawasan keterampilan praktis kewirausahaan (manajemenpasar/pemasaran) dibidang usaha busana
4.    Menumbuhkan motivasi mahasiswa dalam berwirausaha dibidang busana
5.    Mengembangkan kerjasama dengan dunia usaha yang bergerak dibidang produksi busana
Apabila kegiatan magang ini dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.     Manfaat bagi mahasiswa: Memperoleh pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan di bidang busana, Memperoleh pengetahuan tentang proses produksi busana masal maupun perorangan
2.    .Manfaat Bagi dosen/Perguruan tInggi :Memperoleh pengalaman empirik tentang wirausaha produksi busana masal dan perorangan yang dapat dipakai sebagai masukan dalam pengembangan program studi selanjutnya, Mendapatkan mitra kerja secara bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan kualitas mahasiswa.
3.    Manfaat Bagi mitra: Memperoleh calon tenaga kerja yang berkualitas, jika mereka terjun dalam mengisi llowongan pekerjaan dalam bidang busana, Memperoleh dorongan untuk selalu meningkatkan produsi, .Mahasiswa magang adalah media promosi yang mampu menyebarkan produk yang dihasilkan pada konsumen, Memperoleh mitra, yaitu perguruan tinggi
- pola blazer cape
Tinjauan Pustaka
Upaya untuk mengaitkan pendidikan kejuruan dengan dunia kerja merupakan langkah strategis bagi peningkatan lulusan yang berkualitas. Dalam pasal 11 UU No.2 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang tertentu. Oleh karena itu pengelola pendidikan kejuruan harus berupaya melakukan langkah-langkah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan tenaga kerja. Telah banyak upaya yang dilakukan untuk mengaitkan Pendidikan Kejuruan dengan dunia kerja, namun  kesenjangan di antara keduanya masih sering dijumpai.
Program Studi Pendidikan Teknik Busana adalah salah satu program pendidikan kejuruan yang dalam proses pebelajarannya bertujuan menghasilkan lulusan memiliki kompetensi kependidikan dan non kependidikan serta menguasai kualifikasi yang adaptif, kreatif, inofatif, produktif, memiliki etika dan estetika serta wawasan usaha mandiri untuk menciptakan lapangan kerja dibidangnya (Kurikulum 2004).
Dunia kerja merupakan unsur penting bagi perencanaan peningkatan mutu lulusan, pemahaman atas pekerjaan-pekerjaan yang ada dimasyarakat industri. Hal ini karena efektivitas penyelenggaraan pendidikan kejuruan akan tercapai bila sesuai dengan tuntutan dunia kerja, baik dari aspek program, peralatan, proporsi materi praktek serta latihan-latihan yang diberikan kepada siswa.
Menurut  Finch dan Cruncilton (1979) pengembangan program pendidikan kejuruan harus memperhatikan relevansi antara permintaan dan penawaran. Dengan demikian program pendidikan kejuruan harus responsif terhadap dunia kerja. Dengan acuan di atas, pengembangan perencanaan materi program pendidikan kejuruan paling tidak harus melalui lima langkah utama yaitu: 1) melakukan analisis okupasi, 2) menverifikasi analisis, 3) menganalisis kompetensi yang diverifikasi, 4) menterjemahkan kompetensi ke dalam tujuan-tujuan instruksional, 5) mengurutkan tujuan-tujuan instruksional.
Pakpahan (1994:15) merumuskan materi kejuruan yang terdiri atas tiga komponen utama, yaitu komponen normatif, adaptif dan produktif. Komponen normatif menyangkut pembentukan watak, komponen adaptif pembekalan kemampuan diri secara berkelanjutan, dan komponen produktif adalah kemampuan keahlian tertentu untuk bekal bekerja. Slamet PH (1995: 3) mengusulkan adanya restrukturisasi dan rekulturisasi pendidikan kejuruan. Restrukturisasi berarti pembentukan kembali ke dalam struktur baru, dan rekulturisasi adalah pembudayaan pendidikan kejuruan pada masyarakat luas.
Oleh karena itu untuk menuju relevansi antara materi pendidikan kejuruan dengan dunia kerja, perlu ada usaha-usaha yang bersifat inovatif dan kreatif sehingga efektivitas pendidikan kejuruan diharapkan dapat dicapai, yang pada akhirnya dapat menghasilkan lulusan yang betul-betul berkualitas dan memenuhi tuntutan dunia kerja.
    Bidang usaha busana yang bisa dijadikan tempat Praktik Industri mahasiswa yaitu:
1)    Modiste
Modiste/atelier adalah usaha busana perorangan yang melayani pekerjaan pembuatan busana berdasarkan pesanan perorangan Bila masih kecil, dalam usaha ini semua pekerjaan dilakukan sendiri, mulai dari mengukur, memotong sampai penyelesaian. Namun bila sudah usahanya besar, biasanya dibantu oleh beberapa pegawai. Ukuran, bahan dan model didapat dari pemesan dan busana dibuat dengan pola konstruksi. Perusahaan hanya menyediakan bahan pelengkapnya seperti:kain pelapis, kain pengeras, kancing tarik, benang, gesper, kancing dan sebagainya. Selain menerima pesanan sering juga dikombinasikan dengan usaha konfeksi yang menjual busana siap pakai/ jadi atau membuat pelengkap busana. Kadang-kadang pemesan meminta saran dan nasehat dari pemilik mengenai model  dan bahan yang dipilihnya. Sistem kerja yang dipakai adalah borongan atau persatuan. Artinya setelah bahan dipotong, diserahkan kepada penjahit dikerjakan sampai selesai oleh setiap orang. Ada atelier yang mempergunakan cara menjahit dengan mengepas, ada yang tidak
2)    Butik.
    Butik adalah toko busana yang menjual busana yang berkualitas tinggi.Selain menyediakan busana, juga menyediakan busana yang bermutu beserta pelengkapnya seperti sandal, sepatu, tas, bros dan lain-lain. Pelayanan dilakukan oleh pimpinan sendiri atau dibantu beberapa pramuniaga tergantung dari besar kecilnya butik itu sendiri.     Barang yang dijual dibutik bisa diperoleh dengan pembayaran kontan atau dengan pembayaran berjangka tergantung dari kesepakatan. Dapat juga dengan cara titip jual dari perusahaan konfeksi yang berkualitas.Tugas mencari dan membeli barang menjadi tanggung jawab bagian pembelian. Setelah dilakukan pembelian segera dimasukkan dalam kartu pemasukan barang yang berisi nomer kode, macam barang, jumlah, harga satuan dan harga seluruhnya serta keterangan.
3)    Tailor
Tailor adalah salah satu usaha dibidang busana yang mengerjakan busana pria, khususnya stelan jas. Pembuatan busana dikerjakan berdasarkan ukuran pelanggan. Struktur organisasi tailor tergantung besar kecilnya usaha. Makin besar bentuk usahanya makin rumit dan makin banyak pegawai yang dibutuhkan.
4)    Houte Couture
Houte Couture berasal dari bahasa Perancis yang artinya seni menggunting tingkat tinggi. Houte couture atau adi busana merupakan usaha dibidang busana yang mengutamakan potongan yang pas dengan badan, indah dan menitik beratkan pada detail desain.
    Pemilihan bahan dan pembuatan busananya memerlukan waktu yang cukup lama. Biasanya desain diciptakan untuk satu orang saja, tidak ada yang menyamainya. Penyelesaian jahitan banyak dilakukan dengan tangan sehingga menghasilkan jahitan yang sangat halus. Houte couture biasanya dipimpin oleh seoreng perancang yang sudah berpengalaman dan struktur organisasinya sangat sederhana.
Pengelolaan pada houte couture adalah sebagai berikut:
a). Perencanaan dilakukan oleh pimpinan mulai dari mendisain, pemilihan bahan yang biasanya dibantu oleh asisten desainer.
b). Pelaksanaan dilakukan oleh bagian produksi.
    Sebelum bahan asli dipotong, terlebih dulu busana dibuat dengan menggunakan kain coba dengan tekstur yang menyerupai bahan asli. Pengepasan dilakukan dengan bahan coba tersebut. Jika terjadi kesalahan dapat diperbaiki. Kemudian bahan asli dipotong sesuai dengan pola yang sudah diperbaiki. Lalu diberikan kepada penjahit untuk dijahit sampai selesai.
c). Pengontrolan dilakukan oleh desiner dan asisten desiner untuk melihat busana yang dijahit sudah rapi secara keseluruhan dan sesuai dengan desain yang diinginkan. Kemudian dilakukan pengepasan terakhir untuk melihat jatuhnya busana pada badan terutama pada bagian kup. Setelah selesai secara keseluruhan busana disimpan ditempat penyimpanan sampai busana dikirim atau diambil oleh pemesan. 
5)    Usaha Konfeksi/ Garment
Usaha konfeksi adalah pembuatan busana secara massal, tidak diukur menurut pemesan namun menggunakan ukuran yang telah dibakukan. Busana diproduksi dengan menggunakan ukuran standar S,M,L dan ukuran istimewa biasanya digunakan tanda ”XL”. Konsumen yang ingin membeli busana konfeksi tinggal memlilih model mana yang dikehendaki dan ukuran yang sesuai. Sistem pembuatan busana pada usaha konfeksi ini dikerjakan dengan cepat dan efisien. Perusahaan konfeksi ada yang memproduksi busana jadi, ada juga yang menerima pesanan dalam jumlah banyak.  Produk yang dihasilkan dari usaha konfeksi bisa bermaca-macam kualitasnya tergantung dari harga dan tingkat konsumen yang membutuhkan
- pecah pola blazer wanita
B.Metode dan Pola Pelaksanaan
    Pola Pelaksanaan program magang kewirausahaan di bidang busana untuk mahasiwa Program studi Pendidikan Teknik Busana in dilaksanakan dengan pola pembekalan di kampus dan peaksanaan magang itu sendiri di lokasi industri mitra, dengan tahapan sebagai berikut:a) Pemberian informasi bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Busana yang memang seharusnya melaksanakan praktik industri.b) Proses pendaftaran calon peserta magang yang berminat C)Proses seleksi mahasiswa calon pesrta magang d) Pelaksanaan praktik magang, guna kepentingan transfer pengetahuan, keterampilan. e) Pelaksanaan prakti magang , guna pemberian transfer pengetahuan,keterampilan dan pengalaman dari industry mitra dalam bentuk kegiatan magang langsung ditempat industri mitra F) Pembimbing melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan magang tersebut secara berkala.Monitoring dan evaluasi juga dilakukan oleh tim LPM UNY serta dari tim Dikti Jakarta.g). Pembuatan proposal pendirian usaha baru dalam bidang busana oleh mahasiswa peserta magang yang akan dirintis kemudian.

C.Hasil dan Pembahasan.   
Hasil kegiatan magang kewirausahaan busana bagi mahasiswa Program Studi Pendidika Teknik Busana FT UNY tahun 2008 dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1.    Magang tentang proses perencanaan.
Magang tentang proses perencanaan pembuatan busana ini dimaksudkan agar mahasiswa mengetahui secara rinci pentahapan d dalam nerja persiapan pembuatan busana/konfeksi. Untuk keperluan tersebut, mahasiswa diterjunkan secara langsung agar terlibat secara aktif daam kegiatan perencanaan produksi pembuatan busana, yang mencakup pembuatan busana konfeksi aupun modiste yang dimulai dari pembuatan disain, pola serta persiapan bahan yang digunakan.

2.    Magang Tentang Proses Produksi
Kegiatan mahasiswa pada magang digan produksi busana ini dimaksudkan agar mahasiswa mendaatan pengalaman langsung dan komprehensif berkaitan dengan praktik pembuatan busana..Dalam hal ini mahasiswa belajar langsung membuat busana dengan mengikuti alir prosedurkerja yang dapat diperoleh langsung dari para pekerja di lokasi industry tempat magang. Kegiatan tersebut  secara komprehensif mulai dari pembatan desain,pembuatan pola, penyiapan bahan, pembuatan busana sampai menghiasnya.
- pola blazer pdf
3.    Magang Tentang Manajemen
Magang dibagian manajemen ini dimaksudkan agar mahasiswa mengetahui secara komprehensif cara pengelolaan kinerja usaha secara keseluruhan, baik mecakup aspek manajemen sumberdaya manusia , keuangan, pemasaran, administrasi maupun hal lain yang secara sistemik terkait dengan dukungan untuk keberadaan usaha busana tersebut. Beberapa kegiatanmahasiswa dalam hal ini yakni:a) mempelajari cara penerimaan order b) mempelajari teknik penghitungan bahan c) Mempelajari cara pembukuan.
    Untuk kegiatan magang tersebut secara keseluruhan, selalu diadakan monitoring dan evaluasi, terutama oleh dosen pembimbing.. Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan magang mahasiswa ini, yakni: dosen pembimng melakukan monitoring secara berkala ke industri, untuk melihat secara langsung proses pelaksanaan magang dan sekaligus untuk memberikan pengarahan-pengarahan dalam rangka penyempurnaan kegiatan magang disamping pembibingan di dalam kampus. Dosen pembimbing melakukan audiensi dengan mahasiswa peserta magang dan penanggung jawab kegiatan di industri yang diserahi untuk membimbing mahasiswa, yaitu berkaitan dengan kinerja mahasiswa dan hambatan-hambatan yang mungkin ada.
    Monitoring juga dilakukan oleh LPM UNY dan juga dari DIKTI yang berkesempatan utuk mengadakan wawancara dengan fihak industry dan jua kepada mahasiswa peserta magang.untuk kepentingan cross chek informasi. Hal ini untuk melihat sejauh mana kinerja mahasiswa sesuai dengan rencana kegiatan yang sudah dibuat dalam proposal kegiatan, berikut kemungkinan tindak lanjut kegiatan di masa yang akan dating dalam perspektif jalinan kerjasama yang sinergis antara industri dan perguruan tinggi.
    Berdasarkan hasil yang telah dicapai disimpulkan bahwa kegiatan program magang ini cukup berhasil dengan baik.Adapun indikator keberhasilannya ini apat dilihat dari beberapa aspek yakni motivasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan magang ini sangat tinggi, proses kegiatan secara keseluruhan dapat brjalan dengan lancar sesuai dengan agenda kegiatan yang telah dirennakan dalam proposal. Hasil kegiatan mahasiswa berupa produk cukup bagus dan mahasiswa mampu membuat proposal pendirian usaha baru.
    Dengan kenyataan tersebut diharapkan akan semaki mendekatkan tujuan magang dari dimensi mental para peserta magang , yakni memberikan motivasi jiwa interpreneurship yang tinggi, yang disebabkan karena mahasiswa mempunyai gambaran dan referensi langsung yang sangat kompleks dan komprehensif perihal realitas kinerja sebuah usaha atau industri busana.
        Deskripsi keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan program magang tersebut di atas juga disertai dengan beberapa kendala, yang secara prinsip sebenarnya tidak terlalu mengangu dan dapat diatasi. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan magang tersebu yaitu: dalam proses pelaksanaan magang mahasiswa tidak dapat mendalami semua materi yang terkait dengan proses dan sistem industri busana secara tuntas dan komprehensif disebabkan karena kesibukan industry yang saat itu berbarengan dengan menjelang lebaran dimana semua pekerjaan dikejar dengan target waktu, sehingga pembimbing industry tidak dapat melakukan bimbingan pada semua jenis pekerjaan yang ada.
Mahasiswa peserta magang tidak dapat melaksanakankan kegiatan magang sesuai dengan rencana karena di industry itu sendiri banyak diikuti magang dari lembaga lain sehingga harus menunggu giliran tempat yang kosong.
    Pada waktu proses pembuatan proposal usaha baru,ada kendala yang dihadapi mahasiswa yaitu mahasiswa tidak memperoleh pengetahuan secara eksplisit dari pihak industry perihal cara membuat proposal  pendirian wirausaha baru karena memang fihak industry mitra saat itu tidak memungkinkan menyampaikannya karena kesibukan industry yang memang tidak bisa diganggu.
- cara membuat blazer sendiri

D.Kesimpulan. Dan Saran
    Hasil dari pelaksanaan kegiatan magang kewirwusahaan ini dapat disimpulan, bahwa semua mahasiswa peserta program magang kewirausahaan ini telah mengikuti semua agenda kegiatan yang berupa: pembekalan materi kewirausahaan di kampus, praktiklangsung di industry sejak dari embuatan desain sampai usana jadi. Semmua proses kinerja mahasiswa mendapatka penilaian yang cukup bagus dari dosen pembimbing, pembimbing dari industry mitra serta dari ti monitoring. Oleh karena itu kegiatan magang kewirausahaan ini kiranya dapat dikembangkan dan lebih ditingkatkan dimasa yang akan dating diantaranya dengan memperluas jaringan kerjasama antn program magang kewairausahaan ini dapat dilakukan dengan rekomendasi sebagai berikut: pertama, kegiatan magang kewirausahaan ini hendaknya dapat dijadikan sebagai salah satu mata kulih yang terintegrasi dalam mata kulih kewirausahaan. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa memiliki wawasan jiwa kewirausahaan dan bisnis yang cukumemadai sebelum kegiatan magang secara langsung.Kedua, melihat hasil kegiatan magang yang positif ii hendaknya pihak lembaga Universitas Negeri Yogyakarta mampu lebih banyak lagi menjali kerjasama dengan fihak industry terutama industry kecil dan menengah.
- pola desain jas wanita
Daftar Pustaka
Anonim,  2004. Kurikulum 2002, Yogyakarta: FT UNY.
Bartono & Ruffino. 2005. Food and Management Production: untuk Hotel dan Restoran, Yogyakarta: Penerbit Andi.
Finch & Cruncilton, J.R 1999, Curriculum Development in Vocational and Technical Education: Planning, Content and Implementation Boston:Allyn and Bacon.
Mardiono Sugeng. 2006. Visi, Misi, dan Program Pengembangan Universitas Negeri Yogyakarta 2006-2010. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Tim Praktik Industri. 2005. Pedoman Praktik Industri Mahasiswa Fakultas Teknik UNY . Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Wening Sri, Sicilia Savitri. 1994. Dasar Pengelolaan Usaha Busana. Yogyakarta: FPTK IKIP.




Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  cara membuat pola jas wanita

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Membuat Produk Kerajinan Jahit Dan Sulam 

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

buka mesin jahit : eprints.uny.ac.id/.../Publikasi_Inotek_MKU_di_Margaria_Grup_Prapti_Karomah
LihatTutupKomentar